Kecil Namun Berarti

Bercermin dari hal yang kecil. Setidaknya begitu kata banyak orang ketika kita menyikapi sebuah hal yang besar. Ungkapan tadi tidak lepas dari kebiasaan kita sebagai manusia yang terlalu fokus dan rumit menyelesaikan hal yang besar sementara kita lupa akan hal-hal yang sepele.

Banyak contoh kasus : segelas teh manis akan terasa kurang nikmat ketika kita lupa menambahkan gula dialamnya. Atau seorang public figure yang di cerca habis-habisan karena salah ketik

Seorang ulama dulu sempat mempopulerkan semboyan 3M

  1. Mulai dari hal yang kecil
  2. Mulai dari diri sendiri
  3. Mulai saat ini

Seperti contoh kasus di atas. Hal yang kecil jika tidak diperhatikan bisa merusak hal yang besar. Peribahasa karena nila setitik rusak susu sebelanga. Sudahkah kita memperhatikan dan melaksanakan hal-hal yang kita anggap sepele? Jika jawabannya belum marilah berfikir dua kali untuk menyelesaikan hal-hal yang lebih besar. Karena segala sesuatu itu di dasari oleh hal-hal yang kita anggap sepele

Kadang sebagai manusia, kita terlalu sibuk mengoreksi kesalahan orang lain. Kita lupa bahwa sudah sejatinya manusia itu adalah gudangnya kesalahan. Termasuk diri kita sendiri. Tidak ada manusia yang sempurna. Ego sebagai manusia biasanya yang membuat kita lebih mementingkan menilai kesalahan orang lain daripada mawas diri. Tahapan mawas diri pun bila sudah dilakukan kadang tidak ditindak lanjuti. Penyesalan hanya menjadi penyesalan tanpa adanya perubahan nyata.

Hal terakhir yang menjadi sifat buruk yang pasti ada di setiap manusia adalah menunda-nunda pekerjaan. Hal ini yang membuat manusia menjadi kerap mengeluh dengan pekerjaan yang menumpuk. Ketika pekerjaan menumpuk kebingungan untuk memulai menyelesaikan pekerjaan itu satu-persatu akan timbul. Sering kali kita bingung apa yang akan kita kerjakan sementara disisi lain banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan.

Penentuan skala prioritas menjadi salah satu jalan selain membayar jasa orang lain untuk membantu menyelesaikan pekerjaan kita. Ini juga salah satu hal sepele yang sering kita abaikan. Pentingnya menentukan skala prioritas akan terasa ketika pekerjaan kita meleset dari segi penjadwalan. Skala prioritas ditentukan dari urgentcy serta kemungkinan penyelesaiaan pekerjaan yang paling cepat tanpa mengesampingkan proses dan tujuan utama pekerjaan tersebu. Tidak akan ada gunanya bila pekerjaan selesai sesuai jadwal tanpa kita tau apa maksud dan tujuan adanya pekerjaan itu.

Berbicara mengenai tujuan dan proses, dua hal tersebut juga merupakan hal sepele dalam sebuah pekerjaan. Dewasa ini banyak urang yang lebih menilai hasil akhir daripada bagaimana cara mencapai hasil akhir tersebut. Setelah ada hasil akhirpun jarang kini ada yang paham untuk apa sebenarnya kita mencapai sebuah hasil akhir. Apakah sebatas mendapat pengakuan, mengharapkan sebuah simbolis pencapaian, atau yang lain?

Pemikiran dengan kata “hanya”, “cuma” dan sejenisnya perlu kita hilangkan. Karena dengan kata-kata tersebut di pemikiran kita, besar kemungkinan kita akan mengesampingkan hal-hal sepele.

Semoga dengan ini pemikiran kita lebih terbuka untuk tidak melupakan hal-hal yang kita anggap sepele sebelum menykapi hal-hal yang lebih besar.

Tinggalkan komentar